Sunday, September 20, 2009

Menyambut Lebaran ala Valeska : The Skeptical Way (part II)

Postingan hari ini, tentu saja, masih berkaitan dengan postingan kemarin dan setahun lalu.

And yeah, I still have a bet on my DBSK's DVD.

Pertanyaan pagi ini : kenapa ada orang yang minta maaf sampai nangis menderu-deru tapi udahannya mengulangi kesalahan yang sama terhadap orang yang sama?

Dan kesalahannya itu juga ngga bisa dibilang..kecil. Nyakitin hati malah.

Seriously, dude, why?

Apakah itu air mata buaya? Atau air mata beneran tapi udahannya dia lupa bahwa she/he is not supposed to repeat the same mistake? Atau..air mata itu beneran karena pada saat dia nyakitin orang, dia ngga minta maaf? Jadi, air mata itu akumulasi penyesalan gitu loh. Mungkin ngga sih?

Ada ngga sih orang yang bikin salah terus ngga minta maaf karena nunggu sampai lebaran?
I was just wondering....
Kalau ada, yah........................
goblok apa sakit jiwa?

Lebaran terasa palsu yah. I have no excitement at all. Except for the food, the money, and gathering with my Sirnagalih family.

Akhir kata..
DVD DBSK, anyone?

Saturday, September 19, 2009

Menyambut Lebaran ala Valeska : The Skeptical Way

Menjelang lebaran tahun lalu, gue menulis tentang memaknai ulang lebaran yang makin lama terasa makin basi, karena memang lebaran akhirnya cuma jadi basa-basi.

Postingan tersebut bisa dilihat di sini http://wordlesswordless.blogspot.com/2008/10/memaknai-lebaran.html
Baca dulu aja postingan gue yang setahun lalu itu.

Postingan gue kali ini singkat saja. Gue cuma mau bilang bahwa gue tidak sabar menunggu besok. Gue ingin pasang taruhan, apakah besok gue kembali akan mendengar "Valeska sekarang kuliah dimana?" sebagaimana yang gue dengar tahun lalu atau tidak.
Apakah tahun ini akan ada kalimat "Valeska tinggi banget ya.." lagi?
Apakah tahun ini orang-orang tersebut akan kembali berbasa-basi yang kelewat basi dengan gue?
Apakah tahun ini gue kembali menjadi kaset rusak dan mengulang the same old shit that I've been repeating for years?

Capek deh opungnya.....masa tiap tahun gue mesti kayak kaset rusak sih...

But one thing for sure, gue berharap tidak akan ada lagi kalimat macam "Tumben ambil jurusan Hukum."
Because it's not an appropriate thing to say to me, when you're just nothing but a stranger in my life.

Taruhan yuk. Gue pertaruhkan DVD DBSK/Tohoshinki gue.

Monday, May 11, 2009

Give Some Love!

Sepanjang perjalanan pulang ke rumah dari kampus, gue melamunkan hal yang gue tulis di bawah ini.

Dua malam lalu, Glenn Fredly manggung di acara fakultas gue.
Ketika memperkenalkan anggota band-nya satu per satu, Glenn bilang "give some love for ..... "
Suatu term yang berbeda dengan musisi lainnya yang biasa bilang "give some applause for ..... "

Glenn menggunakan term "give some love".
Ketika Glenn bilang "give some love", crowd bertepuk tangan, memberikan applause.
Applause adalah suatu bentuk apresiasi dari crowd terhadap para performer yang telah bermain dengan sangat awesome.

Berarti, kesimpulan yang dapat ditarik adalah begini :
love = applause = appreciation

Ketika Glenn bilang "give some love" berarti that means "give some appreciation". Nah, appreciation tersebut bisa berbentuk applause.

Apa yang ingin gue bahas adalah, pernah ngga kita give some love ke diri kita sendiri?

Belajar mengapresiasi diri sendiri sama sekali ngga salah loh. Karena gimana pun juga, diri kita sendiri butuh apresiasi atas apa yang telah kita kerjakan.
Contoh simple : hari ini gue berhasil menyelesaikan beberapa tugas kuliah setelah mendekam di perpus kampus berjam-jam. I said to myself, "good job, Val!" and I believe that it's a form of appreciation, a form of love, that I give for myself.

Tidak ada yang salah dengan mengapresiasi diri sendiri, karena itu merupakan bentuk cinta lo kepada diri lo sendiri. Dengan begitu, lo belajar untuk menghargai diri lo sendiri.

Give some love for yourself. You know you do deserve that, especially after hours of working so hard.

And after that, don't forget to give some love for others :)

Sunday, May 3, 2009

Best Quote of The Week

Hey everyone,
had a sad-but-true conversation with one of my old friend like a couple of days ago and he said something that I call as the best quote of the week.

" Ada perbedaan dari the one that you love dengan the one that's already a part of you, yang buat gw itu... so effing true... " -Lucas Stephen

Tuesday, April 28, 2009

Rasa Takut.

Beberapa waktu lalu gue kenalan dengan seseorang at my age.
Our very first conversation was...less than sweet.

Jadi gini, seseorang itu diberikan sebuah tantangan berupa tanggung jawab yang ngga bisa dibilang kecil. Dia mengiyakan tanggung jawab itu, tapi dengan dipenuhi ketakutan.
This is the very first time dia mendapat tanggung jawab sebesar itu, dia takut akan melakukan kesalahan yang kemudian menyulitkan yang lain. Katanya lagi, dia takut akan keteteran dan kecapekan karena staminanya ngga kuat. Lalu dia terus bercerita bahwa dia takut ini, takut itu, blah blah blah...

Lalu, seorang teman bertanya pada gue,
"Ada saran, Val, enaknya gimana?"

Gue, dengan entengnya bilang, "Yang gue tangkep adalah lo itu takut ini, takut itu. Lo banyak takutnya. Jangan tarik ketakutan akan sesuatu yang ngga pasti dong. Cuek aja. Hajar bleh aja. Jalanin aja, ntar juga bisa dengan sendirinya."

Gue tidak berhenti sampai disitu.
"Lo takut karena baru pertama kali jadi PJ (Penanggung Jawab) acara gede? Bukankah selalu ada yang pertama untuk segala sesuatu? "

Sesudahnya, gue mikir.
Gue sama sekali ngga manis.
Gue ngomong (terlalu) straight to the point, sepertinya.
Instead of menenangkan dia, gue langsung menembak ke permasalahannya, dengan gaya ngomong gue yang enteng dan cenderung tanpa tedeng aling-aling.

Dan semua pikiran itu beterbangan di dalam kepala gue tepat ketika gue melihat dia memutar bola matanya lalu menghela nafas dan bilang "Oke.."

Gue percaya bahwa manusia pada dasarnya menyukai tantangan. Jadi, klo gue diberikan tantangan, gue cenderung untuk menjawab tantangan tersebut. Adalah ngga fair klo gue memposisikan diri gue di dia, karena pada dasarnya memang karakter tiap orang beda-beda. Tapi yah..tidak ada yang salah dengan berusaha untuk tidak menarik ketakutan-ketakutan akan sesuatu yang ngga pasti kan?

Moral of the story : Jangan tarik ketakutan akan sesuatu yang ngga pasti.

Friday, April 24, 2009

Situ Gintung Karena Situ Giting*

Gerah banget rasanya denger semua orang di infotainment komentar tentang tragedi Situ Gintung dalam kalimat sejenis :
" Ini kan hukuman dari Tuhan.. "
" Tuhan marah sama kita... "
" Emang udah maunya Tuhan blablabla.. "
" Karena Tuhan blablabla... "
" Tuhan kan udah blablabla... "
dan kalimat-kalimat lainnya yang bernada sama, memojokkan dan menyalahkan Tuhan karena tragedi Situ Gintung.

Gue jadi mikir.
Kesian amat ya Tuhan disalahkan orang-orang?
Padahal sebetulnya Tuhan tidak pernah menghukummu, perbuatanmu sendiri yang menghukummu.
Tragedi Situ Ginting terjadi karena manusia telah merusak alam. Ibaratnya kan sama aja kayak lo terus-terusan menganiaya binatang peliharaan lo, suatu saat pasti akan terjadi self-defense.
Jadi, terjadinya Situ Gintung bukan karena Tuhan ngamuk atau apa lah.
Tapi justru karena perbuatan manusia sendiri.

Stop blaming God. Tega amat lo ngejadiin Tuhan sebagai kambing hitam?










*Situ Giting = Elu Gila dan Sinting

Remembering Childhood

I deactivated my Facebook account.

I'm playing Westlife songs on my iTunes all night long.

I feel like seven years younger.

And I feel....... alive

I once lived without Facebook and my life was okay at that time.
So, why bother if I don't have a Facebook account now?

I still have a life.

Get a real life, people.