Friday, November 21, 2008

Curhat Colongan : Apakah Muka Dapat Mencerminkan Agama Seseorang?

Saat ini gue lagi kuliah dan gue ingin curhat colongan tentang apa yang terjadi pada gue di kampus hari ini.

Seorang teman bertanya, " Val, agama lo apa sih? "
Gue mengernyit dan merespons, " Emang kenapa? "
" Katanya lo Islam ya? " teman gue bertanya.
" Kata siapa? " gue makin mengernyit.
Lalu teman gue itu menyebut nama teman lainnya.
Gue cuma, " Oooh.. "
Tahu apa yang terjadi selanjutnya?
Teman gue bercerita tentang dirinya dan teman lainnya yang pernah memperbincangkan agama gue. Mereka bingung apa agama yang gue anut. Ada yang menduga gue Islam, karena gue pernah mengucapkan 'Assalamualaikum' (yang diartikan sebagai 'Selamat berdiskusi!' oleh salah satu dosen ternama di fakultas tetangga) dan gue juga pernah mengucapkan 'syukron' (yang artinya 'terima kasih'), tetapi dia ragu karena katanya muka gue adalah muka orang non-Islam.

Gue tertegun.

Bukan karena gue tersinggung gue dianggap non-Islam. Oh, itu sih sudah biasa. Ngapain juga gue tersinggung gara-gara masalah itu doang...

Gue tertegun karena bisa-bisanya mereka menyimpulkan agama yang dianut oleh seseorang hanya berdasarkan mukanya. Emang ada ilmu yang mengajarkan tentang menyimpulkan agama seseorang berdasarkan muka? Mau nebak agama orang pake apa? Jumlah kerut di jidat? Apa bentuk alis? Give me a break, nyet!

That is so ridiculous.

Yang membuat gue tertegun juga, emangnya klo seseorang bilang 'Assalamualaikum' atau 'syukron', orang itu udah pasti Islam? Gue punya teman, dua orang; yang satu Kristen, satu lagi Agnostik. Yang Agnostik nanya, " Lu masih hafal syahadat? " dan yang Kristen menjawab, " Alhamdulillah, masih.. ".
Ok, despite the fact bahwa perbicangan mereka memang agak-agak nyeleneh, tetapi itu membuktikan bahwa hanya karena ngomong 'Alhamdulillah' atau kata-kata Arab lainnya, bukan berarti dia beragama Islam kan. Itu cuma masalah bahasa. Ketika gue ngomong 'Assalamualaikum', kan sama aja kayak gue ngomong 'Tuhan memberkati' (kata teman yang duduk di sebelah gue saat ini, 'Assalamualaikum' kurang lebih artinya 'Semoga rahmat dan berkah Allah besertamu').

Akhirnya gue hanya bisa tersenyum.. Heran sendiri kenapa agama yang gue anut bisa menjadi perbincangan beberapa teman kampus.. Heran sendiri kenapa ada orang yang bisa menyimpulkan agama seseorang hanya dari muka.. Heran sendiri kenapa ada orang yang berpikiran sempit dan menjurus ke ridiculous seperti itu..

Anyway, gue masih bersyukur sih, setidaknya mereka tidak membicarakan pulpen merk apa yang gue pakai karena itu lebih tidak bermutu lagi..

Thursday, November 20, 2008

Tuhan Itu Tidak Destruktif!

Beberapa waktu lalu kita dihebohkan oleh sebuah organisasi masyarakat (ormas) yang kelakuannya lebih alay daripada alay-alay kasta terendah karena mereka kerjaannya merusak, merusak, dan terus saja merusak. Ngga pernah sekalipun gue lihat mereka melakukan pekerjaan yang senang-menyenangkan. Selalu merugikan. Merusak. Ternyata memang otaknya udah pada rusak semua.

Pasti banyak orang yang kontra dengan eksistensi ormas tersebut, terutama jika melihat pengrusakan-pengrusakan yang mereka lakukan.
Betcha (pake gaya Sarah Palin).

Dan yang lebih menyebalkan lagi, mereka kerap kali merusak sambil meneriakkan "Allahu Akbar".
Merusak kok bawa-bawa nama Tuhan? Bikin malu.

Ngakunya berTuhan, tetapi kelakuan bahkan ngga lebih bagus dari binatang. Bikin malu.

Tuhan bercermin pada diri manusia. Tuhan itu Maha Pengasih dan Maha Penyayang, jadi tunjukkan cinta kasih dong! Refleksikan sifat-sifat cinta kasih dalam kehidupan sehari-hari, bukannya malah merusak tempat bisnis orang!

Buat yang baca, ingat, lo adalah cermin Tuhan. Tuhan bercermin pada diri lo. Jadi, buang jauh perilaku merusak yang merugikan banyak pihak seperti yang gue siratkan di atas. Malu nyet, ngakunya berTuhan sama Yang Maha Pengasih tetapi kelakuan lo malah kontradiksinya.

Tuhan itu tidak destruktif. Lo kira alam rusak gara-gara Tuhan? Alam itu rusak gara-gara manusia ngga bisa merawat apa yang diberikan Tuhan!

Nah, cobalah berpikir. Pake otak ya, jangan pake dengkul.